Judul Buku : Dakwah Kultural Muhammadiyah
Penulis : PP Muhammadiyah
Terbit : Suara Muhammadiyah
Cetakan : pertama, Maret 2004
kedua, Agustus 2005
Tebal : 120 halaman
Kelanjutan dari pelaksanaan keputusan Sidang Tanwir Muhammadiyah di Denpasar tahun 2002 dan Tanwir di Makasar tahun 2003 akhirnya sampai pada penerbitan buku yang berjudul Dakwah Kultural Muhammadiyah. Ini sebagai bukti dari realisasi keputusan yang diamanatkan kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang kemudian dimasyarakatkan dan diwujudkan dalam gerakan dakwah.
Gerakan Dakwah Muhammadiyah begitu sangat sederhana tetapi mengena di setiap individu karena tidak harus dengan perilaku tetapi bisa juga dengan tulisan. Keserdahanaan Muhamadiyah juga terangkum dalam bahasa yang digunakan di buku ini, dimana bahasanya mudah dipahami dan dimengerti. Walaupun lebih terkesan membosankan jika kita hanya sekedar membaca tanpa memahami setiap kata karena dibuku ini menggunakan bahasa yang formal dan terkesan seperti sedang membaca buku pelajaran.
Buku Dakwah Kultural Muhammadiyah ini memiliki beberapa bab yang setiap babnya terdapat potongan surat Al Quran sehingga pembaca merasa yakin jika ingin mengamalkan isi dari buku ini.
Keruntutan buku ini merupakan salah satu metode untuk menarik pembaca agar mereka bisa terbawa dalam proses. Disini dikenalkan mengenai pengertian dakwah , dakwah kultural dan melalui jalan apa dakwah kultural itu dapt dilakukan.
Terkadang dakwah dikaitkan dengan tabligh dan kita sendiri dibingungkan mengenai perbedaan tersebut. Di dalam buku ini menjelaskan mengenai perbedaan itu. Secara kebahasaan dakwah berarti panggilan, seruan atau ajakan, sedangkan tabligh berarti penyampaian materi (BAB II halaman 19-20).
Ternyata setiap muslim di dunia ini memiliki kewajiban untuk menyampaikan pesan dakwah kapan dan di manapun sebagaimana Hadits Nabi, “sampaikanlah olehmu dariku, walaupun hanya satu ayat” (halaman 67). Kesadaran ini sudah harus ada pada diri kita sendiri dan bagi yang ingin menghilangkan penasaran mengenai bagaimana jalur yang kita tempuh untuk melakukan dakwah kultural, di buku ini dikupas tuntas dari bab V sampai bab VII mengenai masalah ini.
Beberapa diantaranya “Dakwah Kultural Melalui Apresiasi Seni”, ini menerangkan mengenai fitrah manusia tentang Islam yang merujuk pada kebajikan dan kebatilan. Dan itu dapat dilakukan dengan naluri manusia yang terkandung dalam pengapresiasikan seni.
Di isi bagian “Dakwah Kultural Melalui Multimedia” kita tahu bahwa semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi dan pengaruh globalisasi enyebabkan kita harus pintar memanfaatkan saraa yang ada, kita bisa mengetaui tentang teknologi yang dibarengi dengan pahala elalui jalan dakwah darinya.
Di isi selanjutya “Dakwah Kultural Melalui Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah” membahas mengenai keseluruhan gerakan jamaah dan dakwah jamaah sampai pada dakwah yang menuju masyarakat madani.
Penggunaan bahasa yang ringkas, tidak berbelit-belit dan mudah dimengerti membuat kita mudah juga dalam mengambil hikmah sehingga setelah membaca buku ini kita dapat mengambil nilai positif mengenai dakwah dan penerapannya karena pada hakikatnya kita diciptakan untuk menjadi seorang pengingat bagi muslim lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar